SMKN 1Lubuk Sikaping


Selamat Datang di :
SMKN 1Lubuk Sikaping.........

Assalamu'alaikum WW.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga Website anak SMKN 1 dengan jurusan teknologi informasi yang berada di Lubuk sikpaing dapat perlihatkan kepada seluruh pembaca diseluruh tanah air.
Kehadiran Website ini diharapkan mampu menambah pengetahuan, wawasan dan dapat berguna dalam kemajuan Teknologi Informasi khususnya bagi guru dan para hecker lainnya dan para pencinta teknologi informasi.
SMK N 1 Lubuksikaping, berada di Jalan Prof. DR Hamka No. 26 kabupaten Pasaman kota libuk sikaping, Provinsi Sumatera Barat.SMK ini merupakan salah satu sekolah Terfavourit dari beberapa sekolah yang ada di pasaman ini, karena SMK 1 Lubuk sikaping merupakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan yang Bermutu dan Berwawasan Internasional yang sejalan dengan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta sesuai dengan tuntutan Dunia Usaha dan Dunia Industri.Oleh karena itu, SMK N 1 Lubuksikaping bertujuan untuk menghasilkan tamatan yang Ber iman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, dan mampu bersaing didalam Dunia Usaha, Manajement, dan Teknologi Informasi Nasional maupun Internasional.dan mencetak tenaga kerja yang handal dan berpengalaman di bidangnya terutama jurusan teknologi informasi.

Pemanfaatan TI di Smkn1 lusi

Tanpa terasa teknologi informasi (TI) di Smkn1 lubuk sikaping telah di pegunakan dalam pembelajaran sehari-hari, mulai dari internet, spreadsheet, wordprocessor dan database telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tidak hanya bagi mereka yang berkecimpung dan bergelut dalam bidang komputer, teknik, perbankan atau sains, tapi juga telah melebar ke bidang lainnya. Komputer dan teknologi informasi di masa sekarng telah sampai pada taraf pervasif, yang telah begitu menjadi satu dalam proses belajar dan mengajar sehari-hari. Dari menulis laporan, perangkat analisis, hingga ke pelaksanaan percobaan. Kondisi ini memberikan peluang bagi sekolah-sekolah pendidikan untuk menggunakan komputer dan teknologi informasi (TI) sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar di sekolah. Jika diamati melalui studi empiris dan observasi pemanfaatan TI dalam bidang pendidikan khususnya di sekolah-sekolah mulai dari pra sekolah sampai menengah atas sangatlah beragam, khususnya penerapannya dalam inovasi media pembelajaran berbasis TI. TI Sebagai Model Sistem Pembelajaran TI telah menawarkan beragam bentuk pemanfaatan dalam sistem pembelajaran misalnya Computer Assisted Instruction (CAI), Computer Managed Learning (CML), dan ComputerMediated Communication (CMC). Bentuk pemanfaatan TI yang mutakhir dalam pembelajaran adalah proses pembelajaran maya atau yang dikenal dengan istilah virtual learning. Proses pembelajaran maya terjadi pada kelas maya (virtual classroom) dan atau sekolah maya (virtual school) yang berada dalam cyberspace (dunia cyber) melalui jaringan internet. di Smkn1 lubuk siakaping telah melaksanakan proses pembelajaran maya.Proses pembelajaran maya berintikan keterpisahan ruang dan waktu antara siswa dan tenaga pengajar, serta sistem belajar terbuka yang berintikan akses yang terbuka dan kebebasan memilih ragam sumber belajar serta alur proses belajar oleh siswa. Pembelajaran maya yang memanfaatkan the world wide web (WWW) pada prinsipnya memberikan apa yang diinginkan setiap orang (dalam beragam bentuk), di tempat yang diinginkannya, pada saat yang diinginkannya ( to give what people want, where they want it, and when they want it – www). Dengan demikian, siswa dapat memperoleh bahan ajar yang sudah dirancang dalam paket-paket pembelajaran yang tersedia dalam situs maya. Biasanya bahan ajar disediakan dalam bentuk multimedia terpadu, dan kemungkinan untuk mencetak bagian-bagian tertentu pada printer seseorang. Siswa dapat mempelajari bahan ajar tersebut sendiri, tanpa bantuan belajar apapun atau dari siapapun. Jika diperlukan, siswa dapat memperoleh bantuan belajar dalam bentuk interaksi yang difasilitasikan oleh komputer, yaitu belajar berbantuan komputer (computer assisted learning, atau interactive web pages), belajar berbantuan tenaga pengajar secara synchronous (dalam titik waktu yang sama), maupun asynchronous (dalam titik waktu yang berbeda), dan atau belajar berbantuan sumber belajar lain seperti teman dan pakar melalui surat elektronik (e-mail), diskusi (chat-room), perpustakaan (melalui kunjungan ke situs-situs basis informasi yang ada dalam jaringan internet). Di samping itu, siswa juga memiliki catatan-catatan pribadi dalam note-book. Penilaian hasil belajar siswa (web-based evaluation) juga dapat dilakukan secara terbuka melalui komputer, kapan saja siswa merasa siap untuk dinilai (atau embedded/terintegrasi dalam virtual course). TI Sebagai Media Pembelajaran Multimedia sanagat bermanfaat bagi anak sekolah khususnya bagi anak Smkn1 lubuk sikaping karena Pemanfaatan TI dalam proses belajar mengajar sangatlah mudah dan menyenangkan dengan menggunakan komputer dan projector dan sarana multimedia interaktif. Dampak teknologi terhadap proses belajar dikelas melalui multimedia inetraktif didapatkan bahwa terdapat banyak sekali kemajuan dalam proses kegiatan belajar dan mengajar seperti;Memacu kretivitas siswa dan mereka (murid) terkesan kerasan atau betah dengan adanya metode kegiatan belajar dan mengajar melalui multi media.Membangkitkan gairah siswa untuk senatiasa menyimak pelajaran alasanya sarana yang dipakai ini lebih menonjolkan gambar dan sangat efektif untuk menangkap nalar dari materi pelajaran.Memacu siswa supaya rajin sekolah dan ada perasaan di kalangan siswa jika mereka tidak masuk atau absen merasa rugi karena ketertinggalannya dengan teman lain didalam memangkap materi pelajaran.Membuat betah siswa disekolah, memang harus diakui kelengkapan sarana dan prasarana kegiatan proses kegiatan belajar dan mengajar juga sangat berdampak kepada siswa sekolah, apabila semua terpenuhi bisa saja mereka setelah diluar jam sekolah mengikut kegiatan ekstra kurikuler.TI Sebagai Sarana Pengembangan Tenaga Pengajar Profesional TI memiliki peran penting dalam pengembangan profesional tenaga pengajar. Melalui pemanfaatan TI, Smkn1 lubuk sikaping telah memanfaatkan internet sebagai perpustakaannya dan menjadikan e-mail sebagai alat komunikasi antarsejawat, menjadikan bulletin board sebagai sarana untuk memperoleh informasi mutakhir tentang bidang ilmunya, dan menjadikan kesempatan chatting untuk mengobrol (atau berdiskusi) dengan santai tentang bidang ilmunya.Dari berbagai sudut pandang tersebut, maka kehadiran TI pada saat ini sudah tidak mungkin dihindarkan lagi. Oleh karena itu, diperlukan kesiapan untuk menerima TI, dan kemampuan untuk memanfaatkannya seoptimal mungkin. TI dapat membantu untuk memperkaya, mempermudah, dan mempercepat pembelajaran di sekolah-sekolah yang selama ini sudah dilaksanakan berdasarkan tradisi akademiknya. Dengan beragam kemudahan yang dijanjikan TI, pemanfaatan TI dipercaya akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Di samping itu, pembelajaran berbasis TI juga menyebabkan terbukanya akses terhadap pembelajaran bagi semua orang secara luas.Akhirnya, jika memang TI memiliki banyak manfaat, tentunya ingin kita gunakan secepatnya. Namun ada beberapa kendala yang menyebabkan IT dan Internet belum dapat digunakan seoptimal mungkin. Kesiapan pemerintah Indonesia masih patut dipertanyakan dalam hal ini. Salah satu penyebab utama adalah kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, proses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukumnya yang mengaturnya. apakah infrastruktur hukum yang melandasi operasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan ini. Sebab perlu diketahui bahwa Cyber Law belum diterapkan pada dunia Hukum di Indonesia. Selain itu masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi, multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya IT untuk pendidikan sementara penetrasi komputer (PC) di Pasaman masih rendah. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal bahkan jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di daerah-daerah tertentu khususnya pasaman. Untuk itu perlu dipikirkan akses ke Internet tanpa melalui komputer pribadi di rumah. Sementara itu tempat akses Internet dapat diperlebar jangkauannya melalui fasilitas sekolahan, dan bahkan melalui warung Internet. Hal ini tentunya dihadapkan kembali kepada pihak pemerintah maupun pihak swasta. walaupun pada akhirnya terpulang juga kepada pemerintah. Sebab pemerintahlah yang dapat menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi investasi swasta di bidang pendidikan. Namun sementara pemerintah sendiri masih demikian pelit untuk mengalokasikan dana untuk kebutuhan pendidikan. Saat ini baru Sekolah-sekolah unggulan yang memiliki fasilitas untuk mengakses jaringan IT yang memadai. Padahal masih banyaksekolah-sekolah lainnya yang belum diperlengkapi dengan fasilitas IT.

Ketertinggalan TI Dalam Sektor Pendidikan

"PROFESOR sudah mati" begitu Jean-Francois Lyotard pernah berkata. Tokoh postmodern itu menganggap di era yang semakin maju maka komputer akan mengambil alih segalanya. Ilmu pengetahuan tidak ubahnya dengan informasi yang mengalir setiap detik. Siapa saja bisa memilikinya tanpa harus mengecap pendidikan tinggi. Padahal informasi hanyalah pengetahuan eksplisit, pegetahuan dari rangka luarnya saja. Tidak semua informasi bisa terserap begitu saja dan dianggap pengetahuan.Itulah yang kita alami sekarang ini. Di era yang disebut Alvin Toffler sebagai The Third Wave ini, informasi mengalir deras melalui berbagai media (multimedia). Tetapi bukan berarti seluruh penjuru dunia sudah siap dengan era gelombang ketiga. Indonesia merupakan negara di mana rakyatnya ada yang sudah memasuki abad milenium, tetapi di sisi lain ada juga yang masih hidup di zaman purba. "Pemanfaatan teknologi informasi (TI) untuk menguasai pengetahuan bukan tanpa tantangan. Lebih-lebih bila proses penguasan pengetahuan ini dihubungkan dengan situasi dan kondisi pendidikan di Indonesia.
Pemanfaatan komputer di Indonesia belum dilakukan secara optimal.Yang terjadi selama ini adalah penggunaan komputer sebagai alat, bukan sebagai media komunikasi pendidikan yang sebenarnya. Sebagai contoh, belajar bahasa Inggris dengan komputer hanya berstruktur memanipulasi kata-kata dan kalimat. Ada pula penampilan permainan (games) untuk siswa dan mengetes mereka ini yang menyebabkan indonesia ini tidak maju karena mempergunakan IT khususnya komputer untuk permainan dan hal lain yang tidak perlu. Dalam beberapa tahun terakhir dengan lahirnya internet, komputer mulai dipakai sebagai media interaktif siswa dengan gurunya. jika kehadiran Internet masih membuat pelajaran melalui komputer masih berkutat pada pertanyaan yang ringan-ringan dan sepele maka itu akan sia-sia saja. Terlepas dari itu, situasi di Indonesia belum memungkinkan untuk siswa bisa menggunakan TI dalam proses belajar. Kondisi infrastruktur telekomunikasi di indonesia masih rendah masih rendah. Pengguna telepon di Indonesia hanya 7, 82 juta, sementara pemakai Internet hanya empat juta. Dari data yang dihimpun Departemen Perhubungan, sebenarnya para pelajar memiliki potensi yang lumayan besar dalam pemanfaatan Internet. Dari 4000 jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan 10.000 Sekolah Menengah Umum (SMU), tercatat sekitar 11 juta siswa yang bisa memanfaatkan Internet apabila mereka benar-benar terjangkau oleh jaringannya. ini yang menyababkan sekolah lain tidak biasa menggunakan fasilitas internet.Selain terbatasnya jaringan, biaya lebih menjadi problem utamanya dalam kasus ini. Pada kondisi krisis ekonomi gonjang-ganjing seperti sekarang ini, masih dapat bersekolah saja sudah merupakan keberuntungan bagi kalangan yang kurang mampu atau orang miskin.Kendala terakhir adalah psikologis. Sejauh ini siswa terbiasa dengan metode pengajaran yang bersifat pasif. Guru menerangkan, siswa mendengar atau mencatat. Padahal dengan Internet dan komputer, siswa diharapkan bisa lebih aktif dalam meraup informasi.Hal-hal semacam inilah yang kurang diperhatikan oleh pemerintah kita. Mereka hanya menekankan pada aspek pentingnya TI di sekolah-sekolah tanpa tahu lebih dalam apa yang menjadi kendala utama."TI memang mengambil alih sebagian pekerjaan akademis, tetapi tidak seluruhnya. Justru untuk menunjukan bahwa pengetahuan eksplisist yang ditampilkan TI hanya sebagian dari pengetahuan yang dibutuhkan siswa, peran guru akan semakin besar dalam hal ini.
TI dengan segala macam bentuknya memiliki banyak manfaat bagi proses pembelajaran,akan tetapi ada beberapa kendala yang menyebabkan TI belum dapat digunakan secara optimal,kendala tersebut antara lain : 1. Faktor ekonomi dari masyarakat yang belum semuanya baik 2. Ketersediaan Sumber Daya Manusia 3. Proses transformasi yang lamban 4. Kurangnya infrastruktur telekomunikasi dan multi media 5. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang TI 6. Penetrasi PC (Personal Computer) yang masih rendah,kalaupun volumenya cukup baik hanya terjadi di daerah perkotaan saja,di desa kesadaran masyaraka tentang komputer masih rendah 7. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi yang masih mahal 8. Jaringan telepon masih belum tersedia di beberapa tempatItu adalah contoh dari kendala-kendala dari penerapan TI,tentunya ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah,agar Indonesia bisa memanfaatkan TI dalam pembelajarannya secara maksimal.

Kedudukan TI Dalam Pembelajaran

Perkembangan teknologi informasi (TI) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Dengan berkembangnya penggunaan TI ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke "on line" atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata.Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet.Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi.TI telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas.Dengan kondisi demikian maka pendidikan khususnya proses pembelajaran cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan komputer dan internet sebagai alat bantu utama.Di masa-masa mendatang, arus informasi akan makin meningkat melalui jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapapun untuk beradaptasi dengan kecenderungan itu kalau tidak mau ketinggalan jaman maka gunakanlah IT dengat maksimal dan seefisien mungkin.Untuk dapat memanfaatkan TI dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan (3) guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik.
Sejalan dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2) proses sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear, (5) proses yang berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kulktur siswa, (7) aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.TI telah memungkinkan terjadinya individuasi, akselerasi, pengayaan, perluasan, efektivitas dan produktivitas pembelajaran yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan.TI memberikan peluang untuk berkembangnya kreativitas dan kemandirian siswa. Pembelajaran dengan dukungan TI memungkinkan dapat menghasilkan karya-karya baru yang orsinil, memiliki nilai yang tinggi, dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan yang lebih bermakna.TI sangat mampu dan dijagokan agar menjadi fasilitator utama untuk meratakan pendidikan di bumi Nusantara, sebab TI yang mengandalkan kemampuan pembelajaran jarak jauhnya tidak terpisah oleh ruang, jarak dan waktu.Sangat jelas sekali kedudukan TI dalam pembelajaran sangat penting yaitu sebagai media pembelajaran juga sumber informasi dan penyedia bahan ajar bagi proses pembelajaran,jika jaman dahulu bahkan sekarang ini kebanyakan sekolah di Indonesia khususnya SD,SMP,SMA masih menggunakan cara lama dalam proses pembelajaran sehingga siswa akan mengalami kebosanan dalam hal belajar,selain memang kebosanan itu juga bias diakibatkan faktor lain,akan tetapi jika seorang guru dapat menyajikan pembelajaran yang menyenangkan maka siswa pun akan merasa bergairah dalam mengikuti pelajaranmasih sedikit sekolah yang menggunakan IT untuk menunjang proses belajar-mengajar di sekolah,Memang pembelajaran yang menyenangkan itu juga bisa dilakukan tanpa memanfaatkan TI,misalnya belajar di alam bebas,menggunakan media lingkungan sekitar dll,tapi tuntutan di era globalisasi ini adalah kita bisa menjadi manusia yang selain pandai,cerdas,bertakwa tetapi juga modern dan berpikir global dan juga tidak “gaptek” (gagap teknologi) oleh karena itu pemanfaatan TI dalam pembelajaran tidak ada salahnya dilakukan dalam proses pembelajaran,Dengan hadirnya internet guru dapat mencari bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran yang akan dilakukannya di kelas,guru dapat mencari sumber bahan dengan memanfaatkan mesin pencari dalam internet,misalnya situs google.com,searchindonesia.com atau sumpahpalapa.net.Dengan memanfaatkan mesin pencari ini guru bisa menjelajah dunia maya untuk mencari tanbahan sumber bahan bagi proses pembelajarannya,setelah mendapatkan bahan guru dapat mengolah data/gambar tersebut di dalam program komputer misalnya Microsoft power point untuk memberikan pembelajaran di kelas menggunakan laptop dan LCD sehingga siswa juga akan lebih tertarik mengikuti pembelajaran tersebutt dan tidak bosan,bagi siswa sendiri dengan menggunakan TI mereka bisa mencari ensiklopedia dan bahan pelajaran lainnya melaui situs-situs internet,intinya dengan internet guru dan siswa bisa mendapapatkan apa saja yang ingin ia cari dengan cepat,mudah,kapan saja.tanpa mengenal batas dan hambatan geografis untuk mencari ilmu pengetahuan,Jadi kedudukan internet dalam pembelajaran adalah sebagai sumber informasi,sebagai tempat mencari media yang akan di gunakan dalamn pembelajaran,yang initinya dapat memudahkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Kemajuan Teknologi Informasi & Internet di Indonesia

Konvergensi Teknologi Informasi & Internet di Indonesia

Berawal dari peralatan sederhana PC 286 bekas & teknologi amatir radio paket 1200bps di tahun 1992-an. Teknologi Internet amatir radio sederhana berbasis ORARI mulai debut Internet Indonesia mengkaitkan BPPT, UI, LAPAN, Pusdata Depperindag dan ITB di tahun 1992-an. Saat ini, Internet di Indonesia mulai subur di dorong anak muda hingga pemakai sekitar 1.5 juta orang dan terus bertambah. Isu berkisar di dua bidang utama yaitu akses Internet dan aplikasi-nya, yang mempunyai konsekuensi tidak hanya dari sisi teknologi tapi juga bidang lain seperti ekonomi, sosial, budaya, hukum (cyberlaw) & pendidikan. Keberadaan cyberlaw, cyber-policy & badan setingkat menteri di Indonesia menjadi santer untuk memfasilitasi pemanfaatan maksimal konvergensi wahana 3C (computer, communication & content). Kebebasan merupakan ciri khas wahana internet dengan regulasi pemerintah minimum & sangat diwarnai oleh kooperasi, kompetisi & konsensus para pelakunya. Semakin dibebaskan semakin marak dunia Internet & IT di Indonesia, bahkan keppres 118/2000 membuka kesempatan investor asing berkiprah di dunia 3C Indonesia bahkan bila perlu diberikan insentif pada investor daripada bertumpu kebijakan berhutang ke IMF, ADB & Bank Dunia.
e-Government & Cyberlaw
Kerangka hukum cyber Indonesia menjadi startegis untuk menjamin rasa aman, keabsahan informasi & jaminan / insentif bagi para investor. Hak asasi manusia (pasal 28 amendemen ke dua UUD’45) harus ditegakan untuk dapat berkomunikasi & hak untuk berpartisipasi dalam masyarakat informasi global tanpa dibatasi dimensi fisik, ruang, waktu dan institusi. Revisi beberapa kerangka hukum dan kebijakan pemerintah perlu dilakukan untuk mengantisipasi hilangnya batas dimensi ruang, dimensi waktu & mempercepat transaksi dunia maya khususnya untuk pembuktian perkara. Beberapa contoh masalah strategis bagi Indonesia adalah pendelegasian domain *.id, deklarasi internet sebagai free trade zone oleh AS, audit keuangan, pajak transaksi e-commerce, keamanan transaksi keuangan yang tidak lagi dibatasi besaran fisik. DEPKEH masih tertatih-tatih untuk cyberlaw. Di motori Arrianto Mukti Wibowo PUSILKOM-UI, Edmon Makarim FH-UI dkk. Saat ini, pembangunan cyberlaw & cyber policy terus berjalan di beberapa lini baik KADIN bidang TPM, Hinca Panjaitan internews.or.id dkk selain UI.

Transparansi kebijakan telekomunikasi tampaknya terus dilakukan baik oleh asosiasi ISP (APJII), Masyarakat Telekomunikasi (MASTEL) maupun DITJEN POSTEL yang menyebabkan persaingan akses informasi / telekomunikasi makin marak. Bukan mustahil, adopsi pola ini akan mendorong sebuah e-government yang transparan, terbuka dan dapat di audit oleh masyarakat bahkan memungkinkan proses demokrasi tanpa mekanisme perwakilan.
Infrastruktur Akses Informasi
Bervisikan mentransformasikan bangsa menuju knowledge based society (dalam konsep Nusantara-21), kemampuan akses internet menjadi sangat penting artinya. Jumlah ISP yang 100+ (operasional 35+) dan terus bertambah “hampir” tidak dibatasi pemerintah, bahkan berkembang dengan adanya KabelVision, dan satelit Internet murah dari Telkom, Satelindo & Infokom dengan kecepatan akses 256Kbps s/d 2Mbps. Semua lebih menarik lagi jika BKPM tidak menghalangi 95% PMA masuk & tidak mengharuskan pemodal asing untuk bekerjasama dengan operator incumbent (Telkom & Indosat). Mulai 8 September 2000 UU36’99 telah berlaku dan membuka kompetisi yang di imbangi interkoneksi & universal service obligation (USO), akan lebih menarik apabila hak ekslusif Telkom & Indosat bisa diputus tahun 2003. Bukan mustahil biaya akses Internet ditekan, sebagai contoh tarif bandwidth internasional Indonesia-Internet hanya 30%-an dari yang kita bayar sekarang, coba saja sambungan Internet melalui satelit Loral tanpa Indosat maupun Satelindo.

Warung Internet (WARNET) menjadi alternatif akses Internet di kota besar Jakarta, Bandung, Bogor, Jogya, Surabaya saat ini terdapat antara 40-200 WARNET tiap kota. Bertumpu pada mailing list asosiasi-warnet@egroups.com para penyelenggara WARNET saling tolong dan berbagi pengetahuan. Ditolong buku teknologi Internet & WARNET yang tersedia ditoko buku Gramedia dkk. dengan harga murah. Investasi Rp. 50-150 juta, memungkinkan balik modal dalam 1-2 tahun jika jeli menembak pasar. Jasa tambahan, seperti training internet, jasa membuatkan web, jasa e-commerce, bahkan konsultan WARNET yang terdokumentasi sangat membantu usaha WARNET agar survive. Untuk menambah gairah WARNET perlu kebijakan seperti dilegalkan penggunaan saluran telepon koin (TUCP) karena pulsa 40% lebih murah, tidak perlu PKS dengan Telkom, tidak perlu lisensi cukup ijin usaha pemda, alokasi frekuensi ISM Band 2.4GHz, 5.8GHz, 10GHz, 24GHz & 140MHz tanpa lisensi / kemudahan bagi WARNET dan pendidikan. Bagi praktisi jeli, aplikasi teknologi WARNET dapat digunakan menyambungkan gedung perkantoran, real-estate / kompleks perumahan, menyambung sekolah yang akan cepat membalikan modal, bahkan mahasiswa Malang membangun RT/RW Net dengan teknologi WARNET. Lagi-lagi Bandung, WARNET Pointer WAHID melakukan terobosan mengembangkan WARNET Mobil menggunakan sebuah VW Combi berteknologi radio kecepatan 64Kbps & 2Mbps. Bayangkan jika teknologi WARNET mobil tanpa kabel boleh dikembangkan ke desa-desa yang infrastruktur telkom-nya masih payah. Tentunya kebijakan alokasi frekuensi menjadi kunci-nya.

Internet radio adalah salah satu alternatif menarik sejak awal pertumbuhan Internet Indonesia. ORARI telah menunjukan sebagai salah satu motor dan membangun gateway jaringan AMPRNet (Amateur Packet Radio Network) di Jakarta, Bandung, Malang, Surabaya dan Salatiga pada band amatir 40m, 2m dan 70cm. Alangkah menariknya jika dimungkinkan kelas amatir radio digital untuk experimen komunikasi digital & mendukung pembangunan Internet Indonesia.

Dalam dunia profesional Wireless Application Protocol (WAP) menjadi primadona yang memungkinkan konvergensi content Internet ke peralatan handphone. Penyelenggara infrastruktur GSM handphone di Indonesia tampaknya telah siap. Beberapa content provider seperti detik.com telah mulai menyiapkan fasilitas untuk mengintegrasikan diri ke infrastruktur WAP pertengahan tahun 2000. Dari pengalaman teknologi pendahulunya, seperti DataTAC Motorola oleh PT. Infokom Elektrindo, aplikasi yang menarik bagi pengguna Komputer bergerak terutama unified messaging yang mengintegrasikan e-mail, fax dan SMS dalam satu kesatuan dan saling berkomunikasi tanpa kesulitan.

Ancaman internet telepon (http://www.pulver.com) tampaknya cukup nyata bagi operator telekomunikasi seperti Indosat & Telkom. Keterbukaan teknologi internet telepon harusnya dapat menjadi alternatif bagi rakyat dalam memilih akses telekomunikasinya jika tarif telepon naik dikemudian hari. Perlu dilakukan intervensi DITJEN POSTEL supaya dimungkinkan, WARNET, rumah, kantor dengan internet telepon memperoleh nomor telepon, seperti 021 4201234, & dikenal oleh sentral di Telkom & Indosat dan akses telepon konvensional dari / ke internet telepon halal. Bandwidth exchange, minute exchange, interkoneksi yang fair dan transparan harus terbuka bagi semua operator, jangan sampai ada penolakan oleh operator incumbent kepada pengguna / operator internet telepon yang kecil setelah September 2000. Maka mekanisme competitive safe guard perlu di implementasikan pemerintah.
Media online
Media online, detik.com, kompas.com, astaga!com, satunet.com, oke.com, indonesiamu.com & kopitime.com tampak marak bahkan berusaha go-public dengan harga tinggi. Komunitas & jasa yang real harus dibangun untuk mendongkrak harga IPO, jangan jatuh seperti di Nasdaq. Keberhasilan memperpendek waktu tayang berita dari sumber beritanya dalam orde menit menjadikan media online kompetitor media cetak & elektronik & membuat LKBN Antara kelabakan. Indikasi ini ada di cache server jaringan internet pendidikan & WARNET. Sukses media online disebabkan hilangnya mekanisme kontrol orde baru DEPPEN, walaupun mekanisme kontrol sebaiknya tetap ada & diganti self-sensor & content rating oleh masyarakat & media.

Isu standar di dunia media adalah information balancing, pluralisme informasi untuk melawan hegemoni informasi. Teknologi memungkinan implementasi radio komunitas di band AM berkekuatan 10-100 watt & menjadi alternatif rakyat kecil untuk meneriakan suaranya tanpa perantara siapapun termasuk mahasiswa. Jaringan antar radio komunitas dapat bertumpu pada jaringan interaktif WARNET akan menyangga keaneka ragaman informasi yang terbangun secara swadaya dan swadana masyarakat. Teknologi Internet real-audio, real-video memungkinkan terbangun secara murah jaringan radio komunitas bahkan televisi komunitas. Implementasi teknologi ini dilakukan untuk menjaga keaneka ragaman informasi di masyarakat.

Pers kampus tampaknya aktif membangun jaringan mereka dan berusaha menyuarakan hati nurani rakyat. Bukan mustahil kelancaran informasi secara vertikal memungkinkan aktualisasi rakyat tanpa perlu berhadapan PHH dan meminimalkan korban jiwa, dalam berdemokrasi, bahkan bila perlu tanpa mekanisme perwakilan / kepartaian yang mempertanyakan fungsi KPU.
Membangun Industri Teknologi Informasi
Untuk apa ada teknologi informasi jika tidak dapat membuka kesempatan usaha, lapangan kerja, meningkatkan pendapatan – demikian keluh banyak orang. Tantangan selanjutnya adalah proses & strategi yang perlu di ambil dalam membangun industri teknologi informasi. Agak sulit membahasnya karena banyak dimensi industri teknologi informasi, segmen ini sangat potensial untuk mendatangkan investor asing sehingga harus ada kebijakan insentif bagi investor asing untuk masuk agar segmen ini bisa tumbuh subur – tanpa menggunakan kebijakan berhutang ke ADB, IMF dan Bank Dunia.

Segmen industri yang tumbuh subur terutama bidang yang tidak ada monopoli sama sekali dan biasanya diluar kontrol pemerintah, seperti warung internet, e-commerce, komputer, software house. Berbeda dengan segmen telekomunikasi yang sangat diregulasi saat ini, tidak menumbuhkan terlalu banyak industri pendukungnya, yang ada kebanyakan pedagang peralatan. Di segmen industri tanpa monopoly ini selain pedagang, cukup banyak berkiprah inovator muda, cyberpreneur dll.
E-commerce membutuhkan jaminan identitas dan kepercayaan para pelakunya melalui Certificate Authority (CA). CA Indonesia Indosign yang merupakan inisiatif bersama Indosat, Telkom, Pos, KADIN, DEPPERINDAG dan ITB baru saja diluncurkan. Jika CA Indosign berjalan baik, maka transaksi uang melalui Bank menjadi lebih terjamin. Akan tetapi isu besar tetap ada di root CA yang dikuasi negara kapitalis di dunia. Beberapa bank besar seperti BII, BCA, Bank Bali dll tampaknya telah bersiap untuk meluncurkan gateway pembayaran di Internet agar transaksi keuangan dapat dilakukan secara otomatis, aman dan online di Internet. BII tampaknya paling siap diantara bank lainnya.

Secara umum ada dua pendekatan yaitu (1) supply created demand dan (2) demand created supply. Umumnya pendekatan oleh inisiatif besar adalah supply created demand, artinya buat dulu e-toko-nya di Internet baru bersusah payah supaya pelanggan datang ke e-toko tsb. Pendekatan supply created demand hanya cocok untuk pemodal besar yang sanggup menahan napas dalam waktu lama sebelum demand tumbuh. Pendekatan ini umumnya di ekspose besar-besaran di media.

Pendekatan demand created supply merupakan pendekatan rakyat kecil yang tidak mempunyai modal cukup besar. Bertumpu pada 400+ mailing list Indonesia di Internet, seseorang dapat membangun kepercayaan dan komunitas di mailing list Internet – dua resep utama keberhasilan bisnis-to-bisnis di Internet. Berbagai transaksi dapat dilakukan baik untuk transaksi barang, informasi, pengetahuan maupun jasa (seperti konsultan dll). Bermodal sekitar Rp. 250.000 / bulan untuk telepon & akses e-mail Internet cukup untuk trafik e-mail sebesar 400-600 mail / hari - sangat tinggi untuk ukuran pengguna internet biasa. Kemampuan menulis & sedikit information warfare menjadi kunci sukses khususnya untuk industri jasa. Bagaimana dengan transaksi keuangan-nya? Biasanya transaksi keuangan e-commerce kelas teri cukup dilakukan secara manual tanpa payment gateway Internet. Memang tidak banyak di ekspose media massa, tapi sangat effektif untuk transaksi bisnis-to-bisnis dengan mitra di seluruh Indonesia bahkan dunia. Bukan mustahil jumlah transaksi uang di e-commerce kelas teri jauh lebih tinggi daripada e-commerce kelas kakap.

Pendekatan komunitas merupakan model standar dalam pengembangan industri IT di seluruh dunia. Contoh yang sangat typical adalah Linux yang sangat melegenda & merupakan kompetitor terberat Microsoft. Walaupun harga-nya praktis ‘nol’, Linux lebih banyak digunakan di server backoffice dan di ISP karena basis Internet sangat kuat di Linux. Apalagi spesifikasi server Internet Linux lebih rendah, Pentium 100 memory 16Mbyte dapat menjadi server. Sosialisasi bulanan seperti HP Linux Gaul-nya Mas Rudy Rusdiah meluaskan jumlah pengguna Linux desktop. Komunitas Indonesia bertumpu di Internet seperti KPLI.org, linux.or.id & mailing list linux.
Pelepasan gratisan soure terbuka Linux nyata-nyata mendorong industri perangkat lunak Indonesia, ada Microtronics Internusa yang bundling Linux untuk server & desktop. Trustix keamanan jaringan. Indospell pemeriksa ejaan. Banyak rekan yang membantu proses translasi pada proyek i18n. Termasuk mulai menyusun kamus online istilah komputer bahasa Indonesia. Trabas dengan sistem informasinya. Zen dengan manual Samba dan SWAT-nya. Andy dengan gMail-nya. WAHID dengan Billing WARNET. Owo Sugiana bahkan merelease program pengelola perpustakaan yang berbasiskan Postgress (Open Source) & billing system WARNET pada Linux. KMRG ITB yang mengembangkan perangkat digital library berbasis Linux & FreeBSD, melepas source-nya ke public agar bentuk jaringan pendidikan & perpustakaan menuju knowledge based society di Indonesia. Beberapa rekan Indonesia bahkan bergabung pada developer Linux internasional.

Microsoft Indonesia tentu tidak tinggal diam, usaha pembangunan komunitas yang gencar dilakukan oleh team community development Microsoft Indonesia. Dukungan dari berbagai industri perangkat lunak lokal di Indonesia juga cukup banyak seperti Intimedia, Lippo-e-Net, Sisindosat dll. yang umumnya merupakan perusahaan IT yang besar. Microsoft masih menguasai solusi enterprise dengan jaminan dukungan profesionalnya. Pengkondisian Microsoft juga berlanjut ke dunia pendidikan melalui inisiatif Campus Agreement agar mahasiswa cukup membayar Rp. 20-50.000 / bulan untuk perangkat Microsoft legal dan juga inisiatif Microsoft Authorized Academic Training Program AATP untuk mendidik SDM IT bersertifikasi Microsoft.
Knowledge Commerce & Pendidikan
Kemampuan Indonesia berkiprah dalam dunia informasi & internet sangat bergantung pada jumlah / massa orang terdidik. Kegagalan dalam meningkatkan jumlah orang terdidik di Indonesia akan melemahkan kemampuan Indonesia untuk berkiprah dan bertahan di dunia maya. Jelas sekali bahwa pendidikan menjadi isu yang sangat sentral bagi keberhasilan pembangunan dunia informasi Indonesia. Pada tingkat lanjut knowledge economy akan menguasai pasar, bukan e-commerce, e-economy.


Di atas infrastruktur internet pendidikan yang sifatnya swadaya masyarakat harus dijalankan program penunjang pendidikan, seperti pendidikan jarak jauh via Internet, menggunakan Web atau diskusi melalui e-mail, newsgroup. Pola diskusi interaktif ini merupakan pola yang sangat handal untuk mentransfer pengetahuan implisit / tacit.

Perlu kebijakan tertulis pemerintah supaya lembaga pendidikan dimungkinkan melakukan pendidikan jarak jauh dan tidak secara halus di “monopoly” oleh Universitas Terbuka (UT). Tentunya ada konsekuensi mekanisme kontrol kualitas & administratif yang harus di kaji dan dimudahkan seperti transfer kredit, akreditasi, audit bagi pendidikan melalui dunia internet yang berbeda paradigma dengan wahana konvensional. Pada sisi ekstrim, keberadaan badan akreditasi menjadi dipertanyakan bagi pendidikan berbasis Internet.

Jaringan internet pendidikan dan pendidikan jarak jauh merupakan sarana pengiriman informasi / pengetahuan saja. Sarana transfer informasi / pengetahuan hanya menarik jika ada koleksi pengetahuan yang dapat di transfer. Koleksi pengetahuan berupa karya tulis, thesis, tugas akhir, laporan penelitian adalah bahan yang bernilai sangat tinggi dalam bagi proses pendidikan jarak jauh. Perangkat lunak knowledge management KMRG ITB berbasis UNIX FreeBSD / Linux dilepaskan secara gratis di Internet dengan harapan jaringan perpustakaan dapat tumbuh dan menjadi dasar jaringan pengetahuan Indonesia.

Masalah utama pembangunan jaringan perpustakaan digital adalah mengisi digital library-nya, apalagi user dapat dengan mudah mengambil seluruh teks-nya. Walaupun idealnya semua karya tulis, thesis, tugas akhir menjadi milik masyarakat supaya terasa manfaatnya bagi masyarakat banyak, hak cipta & hak paten terlalu gencar di gembar-gemborkan sehingga mengurungkan niat orang memasukan karyanya ke digital library secara elektronik. GNU Public License (public domain) dapat digunakan sebagai pengganti hak cipta yang menyulitkan rakyat. Saat ini inisiatif untuk membangun pengetahuan gratis & bebas berbasis Internet, Indonesia Digital Knowledge Foundation (IDKF) dibantu oleh banyak rekan di Internet, telah menyimpan 1200+ paper bahkan thesis S2, S3 total sekitar 620Mbyte & dapat gratis di ambil di Internet. Banyak situs pembawa IDKF seperti http://www.bogor.net/idkf/, http://www.detik.com/net/onno/jurnal/index.html, http://louis.idaman.com/idkf, http://louis.regex.com/idkf, ftp://kmrg.lib.itb.ac.id/, http://digital.lib.itb.ac.id, ftp://ftp.bentala.co.id/pub/artikel/, http://www.detik.com, ftp://ftp.mikrodata.co.id/artikel/, ftp://incuvl.mitra.net.id, ftp://prototype.indosat.net.id dan terus bertambah. Teman-teman APKOMINDO bahkan sekarang mensponsori untuk menyebar luaskan CD IDKF secara cuma-cuma. Bagi pembaca yang ingin mengkontribusi pengetahuan-nya secara gratis silahkan dikirim ke onno@indo.net.id. Kemudahan akses pengetahuan ini bukan mustahil mempercepat perputaran pengetahuan di Indonesia yang akhirnya mempercepat proses pemandaian bangsa. Kecepatan perputaran pengetahuan yang cepat melalui wahana Internet memungkinkan seorang menjadi pakar melalui “pendidikan” informal dan otodidak. Paradigma pendidikan formal, melalui ujian negara, proses akreditasi menjadi di pertanyakan. Rugikah si penulis yang menginfaqkan pengetahuannya? Insya Allah tidak, karena Allah tidak akan pernah salah menghitung & rizki, pahala sesuai dengan amal & ibadah.

Memang berat bagi lembaga pendidikan untuk membangun semua-nya dengan cara swadana & swadaya seperti di atas. Akan lebih menarik, jika saja DEPKEU mau sedikit me-rileks-kan peraturan yang ada untuk memungkinkan insentif bagi dunia usaha untuk membantu langsung dunia pendidikan, apakah itu dalam bentuk tax deducation, tax holiday, maupun bentuk insentif lain yang menguntungkan dunia usaha yang membantu pendidikan, seperti kemudahan akses telekomunikasi, khususnya untuk sekolah, madrasah & pesantren yang sekarang aktif diperjuangkan oleh Jaringan Informasi Islam .

TI dan Masa Depan Dunia Kerja


TI dan Masa Depan Dunia Kerja Globalisasi yang digerakkan oleh perekonomian neoliberalisme sekarang ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan dunia industri sebelum era Internet. Teknologi Informasi (TI) telah menjadi semacam penggerak yang dinamis yang mampu menorehkan perubahan di luar dugaan manusia.Globalisasi dan TI, seperti kata Michael Mandel, bersama-sama menciptakan potensi perubahan cara dan tempat kita bekerja secara mengejutkan. Mandel mencontohkan, alih kerja ke luar negeri, paling tidak, berarti pekerjaan dapat dipecah-pecah menjadi tugas-tugas yang lebih kecil dan dibagi-bagi ke seluruh dunia. Dan pesatnya pertumbuhan saluran-saluran komunikasi yang lebih luas dan kuat-termasuk dunia virtual-telah mengubah definisi kerja.Di era sekarang, masa depan dunia kerja ditentukan oleh kreativitas, fleksibilitas, dan individualisme. Struktur dan jam kerja tak lagi jadi penentu.Mereka menambahkan, organisasi-organisasi pada masa depan harus beradaptasi dengan pegawai, bukan sebaliknya. Ketika era industri sistem ka-pitalisme begitu kuat mencengkeram manusia dalam jejaring “penindasan“ teknologi, sekarang TI lebih familiar, bahkan terkesan membebaskan manusia untuk menjadi otonom dari struktur itu.
Manusia memiliki ruang kebebasan dalam kerja. Ukuran sukses seorang pekerja bukan lagi pada loyalitas kepada bos atau perusahaan, melainkan karena kreativitas dan individualitas manusia. Keduanya sama-sama membutuhkan ruang bebas kreasi, yakni fleksibilitas. Karena itu, jangan heran jika kemudian aturan perusahaan di era industri sudah semakin usang di era pasca-industri, alias era teknologi informasi.Kreativitas dalam dunia TI tidak identik dengan kemampuan mengembangkan perangkat lunak atau perangkat keras. Jangan berpikir bahwa dunia kerja dalam urusan TI semata-mata urusan komputer. Sebagai perangkat pembantu, TI hanyalah bagian dari aspek pemaksimalan kemajuan manusia. Kata kunci kemajuan tetap terletak pada manusia itu sendiri. Beberapa FaktaTiga tahun silam, BusinessWeek berhasil mengumpulkan data dari berbagai lembaga riset berkaitan dengan perubahan revolusioner dalam dunia kerja dengan tujuh hal berikut ini. Pertama, dalam bidang telekomunikasi, lebih dari 41 juta orang menggunakan perangkat lunak Skype untuk berbagi kapabilitas pengolahan dan bandwidth, sehingga memungkinkan mereka saling menelepon secara gratis melalui Internet.Dampaknya, pendapatan korporasi besar perusahaan AT & T dan MCI pada tahun 2005 turun 15% atau US$ 7,4 miliar. Kedua, dalam bidang perangkat lunak, dengan mengoordinasikan berbagai upaya secara tersambung (online), para programmer di seluruh dunia bekerja secara sukarela di lebih 10.000 proyek standar terbuka seperti Linux, yang menimbulkan tantangan bagi perangkat lunak biasa. Sekitar 52% perusahaan dalam suvei belum lama ini mengganti server berbasis Microsoft Windows dengan Linux. Ketiga, ritel; sebanyak 61 juta anggota aktif eBay telah menciptakan perekonomian baru dari barang-barang yang dulu hanya tersedia di toko antik dan acara cuci gudang.Dengan upaya saling memeringkatkan di kebanyakan transaksi, mereka telah membangun alternatif swadaya bagi toko ritel dan membuat eBay bernilai US$ 52 miliar. Keempat, keuangan: perusahaan manajemen investasi Marketocracy Inc. menjalankan semacam pasar maya untuk 70.000 pedagang saham virtual, menggunakan 100 portofolio teratas untuk menentukan pilihan saham bagi reksa dananya yang bernilai US$ 60 juta. Setelah memimpin pasar dua tahun, pasar maya ini tertinggal dari S&P5000 pada tahun 2004. Kelima, hiburan; terlepas dari adanya gugatan hukum dari perusahaan rekaman dan studio film, setidaknya 100 juta orang terus berbagi musik secara tersambung. Saat ini, ada sekitar 1 miliar lagu yang berkasnya tersedia untuk dibagi. Keenam, media; kebalikan dari model siaran tradisional, lebih dari 53 juta orang Amerika telah menyumbangkan materi ke Internet, seperti ulasan produk dan blog. Setidaknya terdapat 10 juta blog (35 juta blog pada tahun 2008) yang sebagian menarik pengunjung lebih banyak daripada situs berita biasa. Ketujuh, iklan; mesin pencari Google seketika mengumpulkan jutaan orang dan pebisnis yang situsnya saling terkait, sehingga menghasilkan lahan iklan yang sama sekali baru dengan nilai kotor mencapai US$ 32 miliar tahun 2004 atau naik 118%. Kenaikan yang sangat spektakuler jika dibanding dengan kenaikan iklan sebasar 8% di TV dan 5% di surat kabar serta majalah.Kegagapan KitaBagaimana dengan kenyataan di Indonesia? Apa yang kita rasakan dengan perubahan gerak zaman yang begitu revolusioner tersebut? Di Indonesia, fenomena Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi berita sehari-hari di layar kaca maupun media cetak.Internet sudah bukan barang asing di negeri ini.Namun janganlah cepat bangga. Mayoritas rakyat hanya tahu istilah Internet dan bukan sebagai pengguna. Minoritas pengguna, sejumlah 18 juta adalah pemakai Internet. Delapan juta adalah para karyawan yang memanfaatkan saluran Internet melalui kantor tempat mereka bekerja. Sementara itu, 10 juta di antaranya adalah pengguna layanan warnet. Sisanya adalah pemakai Internet aktif berlangganan pribadi. Dengan hitungan ini saja pikiran kita sudah menyimpulkan dengan pasti; Negeri ini tergolong gagap teknologi. Karena itu jangan heran jika Direktur Kebijakan Perangkat Lunak BSA untuk Asia, Goh Seow Hiong, memaparkan hasil riset yang dilakukan pada November 2006-Juli 2007 menyimpulkan, bahwa dalam urusan daya saing penerapan TI, Indonesia berada di urutan ke-57 di seluruh dunia dengan skor indeks keseluruhan Indonesia mencapai 23,7. Bidang yang paling lemah untuk Indonesia adalah infrastruktur TI.Di bidang ini, Indonesia berada di urutan paling rendah di antara semua negara (urutan ke-64), meliputi belanja perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan TI, kepemilikan desktop dan laptop, koneksi pita lebar dan server Internet yang aman berdasarkan hitungan per kapita. Negara-negara anggota ASEAN seperti Vietnam berada di urutan ke-60 (skor 0,6), Filipina di urutan ke-55 (skor 2,2), Thailand ke-49 (skor 6,4), Malaysia di urutan ke-33 (skor 16,5) dan Singapura di urutan ke-12 (skor 58,8).Kenyataan di atas membuktikan bahwa bidang industri konvensional masih sangat dominan di Indonesia. Kalaupun berbagai perusahaan sudah terintegrasi dengan TI, sifatnya sebagainya pemanfaatan yang biasa. Belum terlihat tanda-tanda yang berarti bahwa SDM di Indonesia bersaing kuat mengejar ketertinggalan dengan negara-negara dunia maju.